Talkshow bertajuk KOLABORASI UNTUK INDONESIA BERSIH
Dinas Lingkungan Hidup mengisi ruang dengar Radio Suara Kota Probolinggo bersama Paguyuban Peduli Sampah (Papesa) melalui talkshow menarik bertajuk "KOLABORASI UNTUK INDONESIA BERSIH”.
Talkshow yang disiarkan secara langsung pada Selasa, (11/02) pukul 09.00 WIB ini, merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 membahas topik tentang pengelolaan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup mengisi ruang dengar Radio Suara Kota Probolinggo bersama Paguyuban Peduli Sampah (Papesa) melalui talkshow menarik bertajuk "KOLABORASI UNTUK INDONESIA BERSIH”.
Talkshow yang disiarkan secara langsung pada Selasa, pukul 09.00 WIB ini, merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 membahas topik tentang pengelolaan sampah.
Selain itu, talkshow ini juga melibatkan pendengar melalui sesi tanya jawab interaktif. Kegiatan
ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan wawasan lebih tentang bagaimana cara mengelolah sampah dengan baik dan benar.
Menurut pihak Radio Suara Kota, talkshow seperti ini diadakan untuk memberikan ruang bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih aktif berkontribusi dalam menciptakan perubahan yang. Program ini juga bertujuan untuk Memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah, Memperkuat partisipasi publik dalam upaya mencapai zero emisi melalui gerakan memilah sampah, Memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi, Membangun rantai nilai pengelolaan sampah di seluruh sektor, Membangun secara sistematis dan integratif pengurangan sampah di seluruh sektor.
Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kemitraan Lingkungan Hidup Arichandra Nurkholisari didampingi fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Perwakilan Papesa Budi Krisyanto.
Menyapa mitra suara kota, Arichandra menyampaikan bahwa kondisi sampah yang ada di Taman Pemrosesan Akhir (TPA) Bestari sudah overload. Terdapat tiga sanitary landfill dengan ketinggian gunungan sampah yang mencapai 18 meter.
Permasalahan ini harus segera mendapatkan perhatian bersama. Bukan hanya pemerintah, akan tetapi seluruh lapisan masyarakat harus ikut bertanggung jawab atas sampah yang telah dihasilkan, imbuh Arichandra.
Sementara itu, Budi Krisyanto menyampaikan bahwa memilah sampah dari sumbernya, menjadi solusi paling efektif dalam upaya pengendalian dan penanganan sampah.