Gali Potensi Kerjasama Pengelolaan Sampah Organik, DLH gelar rakor dengan penghasil sampah

Kondisi TPA Bestari yang sudah overload menjadi permasalahan serius bagi Kota Probolinggo. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan timbunan sampah masuk TPA. Salah satunya adalah dengan melakukan budidaya maggot untuk mengurangi jumlah sampah organik

Kondisi TPA Bestari yang sudah overload menjadi permasalahan serius bagi Kota Probolinggo. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan timbunan sampah masuk TPA. Salah satunya adalah dengan melakukan budidaya maggot untuk mengurangi jumlah sampah organik. BJBR merupakan salah satu resto yang mengembangkan budidaya maggot yang dinamai OMAHGOT. Berdasarkan data bulan Februari 2025, sampah organik yang diolah untuk pakan maggot mencapai 4 ton/bulan dengan produksi magot basah 2 ton/bulan, maggot kering 1 ton/bulan dan telur maggot 7.5 kg / bulan.

Kebutuhan pakan maggot berasal dari sampah organik yang selama ini disuplay dari horeca kurang lebih 60 kg/hari dan sampah domestik organik PT. KTI sekitar 150 kg/hari. Saat ini, jumlah pond yang dimiliki Omahgot telah bertambah menjadi 80 pond. Sedangkan kebutuhan sampah organik per hari untuk 1 pond sebanyak 10 kg. Sehingga sampah yang dibutuhkan sebanyak 800 kg.
Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut DLH berencana menjalin kerjasama dengan seluruh penghasil sampah organik agar bersedia memilah dan mengumpulkan sampah yang dihasilkan kepada Omahgot. Dengan demikian dapat menguntungkan semua pihak mulai dari pemerintah, Omahgot maupun penghasil sampah.

Dalam kesempatan ini DLH mengundang ketua dan pengurus paguyuban sembilan pondok pesantren serta pimpinan horeca (Paseban Sena, Ombass café & resto, Warung Bebek Lely dan Hotel Bromo Park. Agar lebih mengenal budidaya Maggot, seluruh peserta rapat di ajak untuk melihat secara langsung budidaya maggot di Omahgot.
Melalui kerjasama ini, diharapkan jumlah sampah organik di Kota Probolinggo semakin berkurang

AGENDA
LINK TERKAIT